Halalkan atau Tinggalkan ? || Cinta adalah Perlawanan
HALALKAN atau
TINGGALKAN
“Apa aku sanggup
menafkahimu?”
Aku kembali melempar pertanyaan itu pada diriku. Kali ini
lebih serius dan hati-hati. Pertanyaan semakin mendesakku untuk segera menyiapkan
satu ruang dalam hati untuk kecewa. Pertanyaan yang membuatku kembali sadar,
cinta tak hanya butuh kemantapan hati, tapi juga kemampuan. Bahwa perasaan
jatuh cinta saja, sampai kapanpun tidak akan pernah cukup.
Pada usia 8 tahun, Rasulullah SAW sudah menggembala kambing.
Lalu di usianya yang ke 9 tahun, Beliau sudah ikut berdagang ke luar negeri.
Sedangkan aku? Aku, laki-laki berusia 20 tahun yang menyedihkan. Hidup pas-pasan
tanpa deretan angka di buku tabungan.
Pasti ada laki-laki yang lebih siap dan pantas untukmu, yang
lebih dewasa, yang lebih tebal kantongnya, dan yang lebih mampu
membahagiakanmu. Aku mencoba menghibur diri. Membohongi perasaanku sendiri.
Di atas muka bumi ini, laki-laki mana yang bahagia, melihat
wanita yang dicintai dinikahi orang lain?
Bekal-bekal pernikahan yang ku peroleh dari guru, buku dan
berbagai seminar, sedikit demi sedikit luruh oleh kembali hadirnya rasa pengecut
yang semakin menjadi-jadi. Tiba-tiba aku merasa begitu lemah. Aku merasa begitu
takut.
Aku yang telah lama mendamba kebersamaan denganmu, mempersiapkan
diri untuk menggapainya, tiba-tiba digoda oleh rasa menyerah. Tapi dengan tekad
yang kuat untuk menjaga diri dan tentu saja dengan pertolongan Allah SWT,
segala prosesnya Allah mudahkan. Kami pun menikah di usia muda.
#Mengulas kembali dari buku yang berjudul “Cinta adalah Perlawanan”
Kesimpulannya adalah Tekad
yang kuat, tentu saja dapat mengalahkan benteng Kelemahan dari segi manapun.
So.. Persiapkan
Tekadmu wahai para pria!!
Komentar
Posting Komentar